Busines Intelegence

DALAM bukunya, Information Anxiety, Richard Saul Wurman menunjukkan, bahwa lebih banyak informasi dihasilkan dalam 30 tahun terakhir dibandingkan 5000 tahun sebelumnya. Para pakar industri mengatakan, jumlah informasi yang tersedia kini, meningkat dua kali lipat setiap lima tahun. Dan, perusahaan-perusahaan di Amerika hanya bisa menangani dan menggunakan kurang 7% informasi yang dihasilkan.
Teknologi business intelligence berperan penting dalam menyortir semua informasi. Secara sederhana, business intelligence difokuskan pada pengumpulan, pengelolaan, analisis, dan distribusi data berukuran sangat besar agar didapat wawasan yang bisa digunakan untuk mengambil keputusan bisnis. Business intelligence mencakup teknologi data warehouse, data mart, data mining, dan internet.
Tujuan business intelligence adalah mengurangi volume data agar menjadi informasi yang berguna: profile customer, kebiasaan berbelanja, tingkat profitabilitas produk, dan strategi kompetitif. Seringkali ini dilakukan dengan menggunakan analisis tingkat lanjut untuk "menggali" volume data agar mendapat hubungan dan wawasan penting dalam data. Dengan business intelligence data diringkas menjadi laporan untuk berbagi informasi dengan orang di dalam dan di luar organisasi.
Ekonomi Pengetahuan :
Saat ini, business intelligence umumnya difokuskan pada data customer sebuah perusahaan, data layanan dan produk, dan data kampanye pemasaran. Pengetahuan (knowledge) customer, pasar, dan penawaran pasar merupakan hal penting dalam menentukan sukses dalam Ekonomi Pengetahuan. Yaitu, sebuah ekonomi yang dipengaruhi informasi, penerapan wawasan ke dalam informasi tersebut untuk menjaga keuntungan kompetitif, dan meningkatkan pangsa pasar serta profitabilitas.
Penerapan business intelligence merupakan jantung sistem Knowledge Economy--sistem bisnis yang difokuskan pada pengumpulan, penganalisisan, dan penggunaan bersama informasi yang dipelajari organisasi tersebut mengenai proses bisnis penting, dan "praktek terbaik" dalam kegiatan operasional.
Faktor penting dalam Knowledge Economy adalah kecepatan dalam mencapai pasar (speed to market), fleksibilitas beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan customer, pilihan produk yang lebih banyak bagi customer, dan pencarian cara inovatif dalam mengelola suplai dan secara efisien menyediakan produk dan layanan.
Faktor-faktor penentu
Setiap organisasi di seluruh dunia menghadapi banyak tantangan dari
lingkungan yang terus bergolak dan makin kompetitif: tipe pesaing baru, deregulasi, penggabungan dan akuisisi, "co-opetition," kompetisi global dan internet, serta kerja sama dan aliansi baru.
Pertumbuhan data meningkat secara eksponensial. Data tersebut, mencakup data transaksi dari ATM, pemeriksaan rekening dan POS (point of sale), dan data dari sistem reservasi, transaksi telepon, dan internet. Pertumbuhan drastis juga terjadi pada apa yang disebut "pervasive computing"--chip yang dipasang pada tag penjualan pencatat pembelian, pada perangkat untuk memonitor dan memberi saran terhadap titik layanan, di mobil dan produk lainnya.
Teknologi-teknologi baru--seperti prosesor paralel dan database paralel dan ketersediaan penyimpanan berbiaya rendah--memiliki kemampuan untuk berurusan dengan data tersebut. Peningkatan kemampuan komputasi dan biaya pemrosesan makin rendah, membuat teknik "Deep Computing" lebih praktis dan murah bagi kalangan bisnis. Seperti juga yang digunakan institusi riset dan lab pemerintah-- proses data mining yang intensif dan repetitif dari data berukuran besar menggunakan algoritma dan analisis yang kompleks.
Hasilnya adalah apa yang disebut oleh banyak orang sebagai "Deep Commerce," atau penggalian, segmentasi, analisis strategis, dan pengelolaan demografi konsumen, sejarah pembelian produk, penjualan silang, permintaan jasa, kampanye pemasaran, pengalaman Internet, dan transaksi online lainnya. Semua ini difokuskan untuk membantu mengambil keputusan bisnis trategis.
Gartner Group, Meta Group, dan analis lain serta para konsultan meramalkan, semua bisnis pasti akan menempatkan setiap informasi penting bagi bisnis mereka dalam sebuah data warehouse. Para pakar juga mengatakan business intelligence adalah topik kedua yang paling banyak ditanyakan klien mereka--setelah Internet.
Bagi banyak organisasi dan bisnis, penggunaan teknologi informasi secara efektif untuk mengelola pengetahuan tak hanya mempengaruhi berapa cepat sebuah organisasi bisa tumbuh, bahkan menentukan apakah mereka bisa bertahan (survive) atau tidak!
Fokus `Business Intelligence`
Kalangan bisnis sudah mengetahui bahwa untuk bisa bersaing secara sukses--dengan seluruh pilihan yang dimiliki konsumen di pasar--mereka harus memperbaiki layanan customer dan menambah nilai lebih dari sekadar menyediakan produk dan jasa. Penerapan business intelligence bisa membantu perusahaan mencapai hasil ini. Dan idealnya, dalam jangka panjang, penerapan tersebut akan berkembang menjadi sistem "closed-loop" yang menerapkan apa yang telah "dipelajari" untuk membuat keputusan langsung. Misalnya, sebuah "closed loop" business intelligence di industri penerbangan bisa menggunakan model peralihan pendapatan untuk mengoptimalkan pendapatan per penerbangan dengan mencatat jumlah kursi yang tersedia dalam sebuah penerbangan, dan hari yang tersisa, hingga jumlah penerbangan pesaing yang ada, dan data lain sejenis. Informasi ini secara dinamis bermanfaat untuk menyesuaikan harga tiket serta membantu memastikan penerbangan tetap penuh, dan memberikan pendapatan yang optimal. Semua proses ini dilakukan tanpa intervensi manusia.
Memperluas populasi
Saat ini, sebanyak 400 ribu spesialis mengakses sistem business intelligence, namun Meta Group dan perusahaan riset lainnya memperkirakan, angkanya akan membesar menjadi lebih dari 10 juta akhir tahun ini. Eksekutif dan pekerja di bidang analisis saat ini akan diikuti oleh manajer toko, klerk, penjual keliling, supplier, partner bisnis, dan bahkan customer.
Ledakan jumlah pengguna ini secara alami akan memberikan tekanan tambahan pada sumber daya sistem, bandwidth sistem, dan sistem keamanan. Namun, pengguna yang berbeda memiliki kebutuhan yang berbeda, dan membutuhkan tingkat akses yang berbeda ke database, serta perangkat yang berbeda untuk melihat dan mempelajari data. Tugas manajer sistem adalah memastikan informasi yang tepat tersedia ke orang yang tepat, pada saat yang tepat, dengan tingkat keamanan yang tepat.
Dengan meningkatnya diseminasi informasi, nilai informasi meningkat secara eksponensial. Pengetahuan benar-benar menjadi kekuatan. Jika sebuah perusahaan mendapatkan keunggulan kompetitif di sisi pengetahuan, mereka akan mampu bertahan. Perusahaan akan menjadi lebih mudah mengelola kepemimpinannya, dan pesaing menjadi makin sulit mengejar. (Bagian I dan tiga bagian)